Beranda | Artikel
Tiupan Terompet
Selasa, 16 Januari 2024

TIUPAN TEROMPET

Shuur adalah tanduk seperti terompet. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Israfil Alaihissallam agar meniup terompet yang pertama, yaitu tiupan kematian. Maka matilah yang ada di langit dan yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkannya agar meniup yang kedua, yaitu tiupan kebangkitan.

Kondisi semua makhluk saat tiupan terompet:
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: فَتَوَلَّ عَنْهُمْ يَوْمَ يَدْعُ الدَّاعِ إِلَى شَيْءٍ نُكُرٍ (6) خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ (7) مُهْطِعِينَ إِلَى الدَّاعِ يَقُولُ الْكَافِرُونَ هَذَا يَوْمٌ عَسِرٌ  [القمر/6- 8].

Maka berpalinglah kamu dari mereka.(Ingatlah) hari (ketika) seorang penyeru (malaikat) menyeru kepada sesuatu yang tidak menyenangkan (hari pembalasan),  sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan,  mereka datang dengan cepat kepada penyeru itu. Orang-orang kafir berkata:”Ini adalah hari yang berat”. [Al-Qamar/54:6-8]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ [الزمر/68].

Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala.Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannnya masing-masing).[Az-Zumar/39:68]

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ  [النمل/87]

Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri. [An-Naml/27:87]

Jarak di antara dua Tiupan

أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «مَا بَيْنَ النَّفْخَتَينِ أَرْبَعُونَ» قالوا: يا أبا هريرة أربعون يوماً؟ قال: أبيتُ، قالوا: أربعون شهراً؟ قال: أبيتُ، قالوا: أربعون سنة؟ قال: أبيتُ. متفق عليه

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Jarak di antara dua tiupan adalah empat puluh .’ Mereka bertanya, ‘Wahai Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, empat puluh hari? Ia menjawab,  ‘Saya tidak mau (menjawab).’ Mereka bertanya, ‘Empat puluh bulan?’ Abu Hurairah Radhiyallahu anhu menjawab, ”Saya tidak mau (menjawab).’ Mereka bertanya lagi: ‘Empat puluh tahun?’ Abu Hurairah Radhiyallahu anhu menjawab,’Saya tidak mau (menjawab).” Muttafaqun ‘alaih.[1]

Kapan terjadi hari Kiamat.

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «إنَّ طَرْفَ صَاحِبِ الصُّورِ مُنْذُ وُكِّلَ بِهِ مُسْتَعِدٌّ يَنْظُرُ نَحْوَ العَرْشِ، مَخَافَةَ أَنْ يُؤْمَرَ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إلَيْهِ طَرْفُهُ، كَأَنَّ عَيْنَيْهِ كَوْكَبَانِ دُرِّيَّانِ». أخرجه الحاكم.

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya pandangan peniup sangkakala (terompet) sejak diberi tugas kepadanya selalu siap memandang ke arah arasy karena khawatir ia diberi perintah sebelum matanya berkedip. Kedua matanya bagaikan dua bintang yang berkilau.” (HR. Al-Hakim).[2]

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «خيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَومُ الجُمُعَةِ، فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ أُدْخِلَ الجَنَّةَ، وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا، وَلا تَقُومُ السَّاعَةُ إلَّا فِي يَومِ الجُمُعَةِ». أخرجه مسلم

Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jum’at, pada hari itu Adam diciptakan, dan padanya ia dimasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya. Hari kiamat tidak terjadi kecuali pada hari Jum’at.” (HR. Muslim).[3]

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1]  Muttafaq ‘alaihi. HR. al-Bukhari no 4935 dan Muslim no 2955 dan ini adalah lafazhnya.
[2]  Shahih. HR. Al-Hakim No. 8676. Lihat As-Silsilah Al-Shahihah No. 1078.
[3]  HR. Muslim No. 854.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/96426-tiupan-terompet.html